17 Warga Gaza Tewas Akibat Bom Israel, Termasuk 6 Orang yang Sedang Menunggu Bantuan

Gaza kembali dilanda angkaraja tragedi kemanusiaan yang memilukan. Sedikitnya 17 warga sipil Palestina dilaporkan tewas akibat serangan udara Israel yang menghantam wilayah padat penduduk di Jalur Gaza pada Jumat malam. Di antara korban, terdapat enam orang yang saat itu tengah menunggu distribusi bantuan kemanusiaan di sebuah titik penyaluran logistik.

Menurut keterangan petugas medis setempat, serangan tersebut terjadi di daerah yang sudah sejak lama menjadi tempat berkumpulnya warga untuk mendapatkan makanan dan suplai pokok. Ledakan besar terdengar sekitar pukul 19.30 waktu setempat, memicu kepanikan di tengah warga yang sedang mengantre.

“Orang-orang datang untuk mengambil tepung, makanan kaleng, dan air bersih. Tiba-tiba, suara ledakan besar mengguncang, dan semua orang berlarian,” kata salah satu saksi mata, Ahmed, yang kehilangan dua anggota keluarganya dalam insiden itu.

baca juga: jari-masuk-gir-saat-bongkar-sepeda-bocah-cilincing-minta-bantuan-damkar

Korban Didominasi Warga Sipil
Laporan dari rumah sakit utama di Gaza menyebutkan bahwa sebagian besar korban adalah perempuan, anak-anak, dan lansia. Selain 17 korban tewas, puluhan orang lainnya mengalami luka-luka serius, termasuk luka bakar dan cedera akibat runtuhan bangunan. Fasilitas kesehatan yang sudah kewalahan kini harus kembali berjuang menangani gelombang korban baru.

Serangan udara tersebut juga menyebabkan kerusakan besar pada bangunan di sekitar lokasi, termasuk rumah-rumah warga dan toko kecil. Puing-puing berserakan di jalanan, sementara suara sirene ambulans terus terdengar sepanjang malam.

Israel Klaim Target Militer, Palestina Bantah
Pihak militer Israel mengklaim bahwa serangan tersebut menargetkan kelompok militan yang bersembunyi di area tersebut. Namun, pihak berwenang Palestina membantah klaim itu dan menyebutnya sebagai serangan membabi buta terhadap warga sipil.

“Kenyataannya, tidak ada aktivitas militer di area tersebut. Mereka yang meninggal hanyalah warga biasa yang sedang menunggu bantuan kemanusiaan,” ujar juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza.

Krisis Kemanusiaan Makin Parah
Peristiwa ini menambah daftar panjang korban sipil sejak eskalasi konflik kembali memanas dalam beberapa bulan terakhir. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkapkan keprihatinan mendalam atas serangan ini dan kembali menyerukan gencatan senjata segera.

“Kami telah berulang kali mengingatkan bahwa serangan terhadap warga sipil dan pekerja kemanusiaan merupakan pelanggaran serius hukum internasional,” kata salah satu pejabat PBB dalam pernyataannya.

Saat ini, lebih dari dua juta warga Gaza hidup dalam kondisi blokade ketat, kekurangan makanan, air bersih, obat-obatan, dan listrik. Titik-titik distribusi bantuan menjadi satu-satunya harapan bagi banyak keluarga, namun kini lokasi-lokasi itu pun tak lagi aman dari serangan.

Suara Dunia Internasional
Reaksi internasional pun mulai bermunculan. Beberapa negara Timur Tengah mengutuk keras serangan tersebut, sementara kelompok-kelompok hak asasi manusia mendesak agar dilakukan penyelidikan independen.

Di media sosial, tagar #GazaUnderAttack dan #CeasefireNow kembali menjadi tren, dengan ribuan pengguna internet mengunggah pesan solidaritas dan doa untuk para korban.

Harapan untuk Gencatan Senjata
Meski tekanan internasional semakin besar, jalur diplomasi untuk menghentikan konflik masih menemui jalan buntu. Sementara itu, warga Gaza terus hidup dalam ketakutan akan serangan berikutnya.

Bagi keluarga korban, luka yang ditinggalkan tak hanya fisik, tetapi juga batin yang mungkin tak akan pernah pulih. “Kami hanya ingin hidup damai, makan, dan tidur tanpa takut dibom,” kata seorang ibu yang kehilangan anaknya dalam serangan tersebut, sambil memeluk foto sang buah hati.

Tragedi ini menjadi pengingat pahit bahwa perang selalu memakan korban yang paling tak berdaya — warga sipil yang seharusnya dilindungi, bukan menjadi sasaran.

sumber artikel: www.igengaming.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *